Tenaga surya kini sumber listrik terpopuler di dunia

Pembangkit listrik tenaga surya telah jadi pembangkit listrik favorit di dunia. Data international memperlihatkan kapasitas panel surya (solar photovoltaic) dipasang lebih banyak dibanding teknologi pembangkit listrik lainnya).

Di semua dunia, kira-kira 73 gigawatt listrik dihasilkan dari panel surya yang dipasang terhadap 2016. Energi angin menduduki posisi ke-2 (55 GW), batu bara tergeser terhadap peringkat ketiga (52 GW), diikuti oleh gas (37 GW), dan tenaga air (28 GW).

Pada waktu bersamaan, panel surya dan angin mewakili 5,5% pembangkit listrik waktu ini) (setidaknya sampai akhir 2016). Tapi yang terpenting, dari semua kapasitas pembangkit yang terpasang di semua dunia sepanjang tahun lalu hampir separuhnya merupakan dua tipe teknologi pembangkit ini.

Ada kemungkinan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru dapat menurun, dan kemungkinan secara cepat, dikarenakan hampir di mana-mana panel surya dan angin sekarang harganya kompetitif.

Tenaga air masih penting di negara berkembang yang masih memiliki sungai untuk dibendung. Sementara itu, teknologi rendah emisi lainnya layaknya nuklir, bioenergi, panas matahari dan panas bumi membawa pangsa pasar kecil Baterai solar cell .

Panel surya dan angin waktu ini membawa kelebihan begitu besar di dalam hal biaya, skala memproduksi dan rantai pasokan. Karena itu, sulit untuk lihat teknologi rendah emisi lain mampu menyaingi teknologi panel surga dan angin di dalam dekade berikutnya.

Ini paham berjalan di Australia, tempat panel surya dan angin meliputi hampir semua kapasitas pembangkit baru. Di Negeri Kanguru, kapasitas sel surya ditetapkan menggapai 12 GW terhadap 2020). Tenaga angin dan sel surya dipasang sebagai campuran sumber kekuatan kira-kira 3 GW per tahun), didorong beberapa besar oleh Target Energi Terbarukan (RET)) pemerintah federal Australia.

Jumlah ini dua kali sampai tiga kali lipat dibanding di dalam beberapa tahun terakhir. Dan kini ulang tumbuh sehabis beberapa tahun kegiatan terkendala dikarenakan ketidakpastian politik atas RET.

Jika tingkat ini dipertahankan, maka terhadap 2030 lebih dari 1/2 listrik Australia dapat berasal dari kekuatan terbarukan. Ini bermakna Australia dapat mencukupi janjinya berdasarkan kesepakatan iklim Paris) melalui penghematan emisi di dalam industri kelistrikan.

Untuk memperkuat gagasan ini lebih jauh, kalau Australia melipatgandakan tingkat instalasi paduan tenaga angin dan surya waktu ini jadi 6 GW per tahun, maka dapat menggapai 100% listrik terbarukan terhadap kira-kira 2033. Pemodelan oleh group penelitian aku memperlihatkan bahwa hal ini tidak dapat sulit dicapai, mengingat teknologi ini sekarang lebih tidak mahal dibanding listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik baru berbahan bakar batu bara dan gas.

Masa depan terbarukan terjangkau
Resep untuk jaringan listrik terbarukan 100% yang mampu dicapai, stabil, dan terjangkau itu relatif mudah:

Gunakan beberapa besar panel surya dan tenaga angin. Teknologi ini lebih tidak mahal daripada teknologi rendah emisi lainnya, dan Australia membawa banyak cahaya matahari dan angin. Itulah sebabnya teknologi ini telah banyak digunakan. Ini bermakna bahwa, dibandingkan bersama kekuatan terbarukan lainnya, keduanya memiliki proyeksi harga yang lebih mampu diandalkan, dan menjauhi kebutuhan dapat asumsi heroik mengenai kesuksesan pilihan kekuatan bersih yang lebih spekulatif.

Distribusikan pembangkit di tempat yang benar-benar luas. Penyebaran sarana tenaga angin dan sel surya di lokasi yang luas-misalnya satu juta kilometer persegi dari Queensland utara ke Tasmania–memungkinkan akses ke bermacam cuaca yang berbeda. Ini termasuk menopang melancarkan penyediaan listrik terhadap waktu jam puncak permintaan.

Bangun interkoneksi. Hubungkan jaringan sel surya dan angin bersama kabel tegangan tinggi yang telah digunakan untuk memindahkan listrik antar negara.

Tambahkan penyimpanan energi. Penyimpanan mampu menopang sesuaikan pembangkit kekuatan bersama pola permintaan. Pilihan termurah adalah penyimpanan kekuatan hidro yang dipompa (PHES), bersama pemberian baterai dan manajemen permintaan. Australia waktu ini memiliki tiga sistem PHES–Tumut 3, Kangaroo Valley, dan Wivenhoe–yang sepenuhnya berada di sungai. Tapi ada sejumlah besar lokasi potensial di luar sungai.

Dalam sebuah proyek) yang didanai oleh Australian Renewable Energy Agency, kita telah mengidentifikasi kira-kira 5.000 lokasi) di Australia Selatan, Queensland, Tasmania, distrik Canberra, dan distrik Alice Springs yang berpotensi sesuai untuk penyimpanan kekuatan hidro yang dipompa.